Masih dalam rangka #RoadToMBM , jadwal long run yang seharusnya dikerjakan kemarin, akhirnya mundur dan baru bisa dilakukan pagi ini. Jumat malam si G tiba-tiba mengeluh sakit perut dan muntah. Akibatnya si emak terbangun pagi dan menjadi..Zombie! So good bye, long run.
Pagi ini yang harusnya nemenin G untuk Kid Dash di MILO JITENK puna terpaksa dibatalkan. Anaknya sudah membaik, tapi kayaknya biarlah full recovery dulu. Kesempatan juga untuk mengerjakan long run di sekitar rumah.
It might not be the fastest 18K, but I’m happy with the result.
18K ini dimulai dengan niat 6,5K di sekitar rumah yang berhasil jadi 7,5K. Dengan pace awal 8:15, lalu bisa end up with 8:04 as average pace is a very good thing for me.
Terlebih lagi, aku sangat enjoy di lari kali ini. I run as easy as I can as long as I didn’t walk. Dan memang pada akhirnya lari kali ini jalannya ngga sebanyak lari biasanya. Hahaha. Sempat jalan di km 11 dan km 16 karena elevasi setan yang panjang itu. Lalu berhenti di km 7,5 lalu km12, 14 dan 17 mampir Indomaret untuk hidration.
Larinya sama siapa? Sendiri. Meski suami juga hobby lari, tapi kami memiliki pola latihan yang berbeda. Dan karena lari adalah individual sport, maka kamipun memilih lari mengikuti bagaimana nyamannya saja. Kalau dia nyaman dengan lari bersama-sama, saya lebih nyaman untuk lari sendiri. But still, I keep #WeRunJkt and those buddies in my heart (and each race of course :D)
18K mikirin apa? Banyak. Hal remeh temeh ngga penting misal apakah mungkin kucing dan anjing kawin karena kulihat ada kucing yang cara jalannya sangat mirip anjing. Atau, mengingat sudah hampir 3 tahun lari dan kenapa belum berhenti, atau kenapa juga belum ikut Full Marathon padahal itu teman-teman yang larinya belum setahun udah mau marathon aja. Hahaha. Untuk ini jawabannya panjang, nanti saja kutuliskan kalau sempat. Pikiran-pikiran itu lebih pada datang selintas, lalu pergi begitu saja seiring jam yang bergetar menandakan 1km telah dilalui. Atau ketika lagu di spotify berganti. Atau ketika di depan ada genangan dan membuyarkan apa yang sedang dipikirkan. Berlari, adalah berdialog dengan diri sendiri, meski kadang dialog itu berupa cengkrama atau lamunan yang entah dimana akhirnya.
Semoga selalu bisa berlari dengan perasaan seperti ini. Rasa senang dan rasa nyaman, sampai nanti-nanti.